tentang rohmah cipz

Foto saya
halo,^^ selamat datang di blog pribadiku "CERPEN WARNA" bisa hub aku di: https://www.facebook.com/rohmah.cipz

Sabtu, 02 November 2013

cerpen pagi dan senja 1

PAGI DAN SENJA 1
By rohmah cipzz
          Lahir di pagi hari adalah hal yang selalu fani inget. ibunya selalu cerita kalo dulu dia lahir di pagi yang cerah, mamanya
sangat senang menceritakan hal itu ama fani. Fani senang juga mendengar mamanya yang selalu cerita dengan raut wajah riang.
       Pagi jam tuju, fani udah siap2 mandi buat ke kampus. sekarang dia menginjak semester dua di kampus swasta di kota tempatnya tinggal. Jam setengah delapan fani berangkat karena kuliah hari ini dimulai jam delapan tepat.
       “daa mam”
       “hati2”
@@@
       Dikampus.. fani selalu mengembangkan senyum. Ia melangkah riang dan semangat menuju gerbang kampus. disemester dua ini, ada mahasiswa baru di kelas fani, dia mahasiswa transfer entah dari kampus mana fani lupa. Yang jelas orang itu cowok dan sangat pendiam. Temennya hanya satu dikelas yang juga mahasiswa transfer. fani mulai curiga kayaknya dia pinter banget. fani jadi takut kalo posisi jadi yang paling pinter dikelas jadi tergeser ama cowok pendiam itu.
       Kuliah dimulai. Fani selalu mencatat apa yang penting2. Dia melirik ke cowok itu, dia juga keliatan catat dibukunya, konsentrasi banget ikut kuliah. waktu dosen tanya sesuatu, fani bermaksud mau jawab tapi udah keduluan ama cowok pendiam itu. fani jadi jengkel karena keduluan. Dia udah punya jawaban yang dia yakin tapi malah keduluan orang.
       “dasar perebut kesempatan” gumam fani jengkel.
       “siapa? Si fano?” tanya rina temen fani sambil menunjuk cowok pendiam.
       “iya tu. Sejak ada dia, dia selalu merebut kesempatan ku menjawab”
       “sabar ya. mungkin belum rezeki kamu fan” jawab rina. Fani hanya diam memendam jengkel sambil melihat ke arah fano.
@@@
       Fani melihat fano memasuki kantin ama temennya yang juga mahasiswa transfer. cowok itu menuju stand  yang sama ama fani.
       “mbak pesan nasi ayam gongso” kata fani dan fano bebarengan. Fani liat ke fano dan fano juga liat ke fani. Fani langsung pasang muka jengkel.
       “gak jadi mbak” fani pindah ke stand lain. fano bingung melihat tingkah fani.
       “belum lama disini udah punya musuh aja kamu fan” kata teman fano waktu mereka udah duduk di kursi kantin.
       “dia lagi pms kali makanya jutek”
       “kalo gak salah namanya fani . cocok ma nama kamu lho. Jangan2..”
       “jangan berpikir macam2”
@@@
       “kamu liat ndiri kan rin. Dia selalu merebut kesempatanku tau gak?” kesal fani yang masih duduk dikantin. Agak jauh dari fano dan temennya.
       “kebetulan aja kali fan. Udah jangan terlalu diambil pusing ntar maag kamu kambuh lagi kalo stress”
       “ya ela gak segitunya juga kalee. Alay lo”
       “haha. Kayak situ gak alay. Sini alay kan ketularan situ juga”
       “malah ngakak. Aku galau nih”
       “yah kalo gak pengen direbut kesempatan kamu, kamu harus lebih cepat dari dia”
       “lebih cepat?”
       “yupz”
@@@
       Senja hari fani baru pulang kerumah. Dia emang suka menyibukan diri di kampus. entah dia online ato baca2 di perpustakaan. Waktu fani menuju gerbang kampus untuk pulang dia liat si fano yang juga menuju gerbang kampus tapi lebih duluan.
       Fani sampe di halte bus. Eh si fano ternyata juga nunggu di halte yang sama. fani kembali jengkel dan pasang muka bete. Fano heran melihat tingkah cewek ini. kenapa dia bisa tiba2 banget jengkel tanpa dia tau alasannya. Bus datang. Fano segera bangkit diikuti fani yang juga beranjak ke bus. Langkah mereka sama.
       “aku duluan donk” bentak fani ke fano. Fano hanya diam dan membiarkan fani duluan. Dari pada masalah jadi rumit mending dia mengalah batin fano.
       Di dalam bis, fani sibuk mengamati jalanan dari jendela bus. Si fano masih berdiri karena bus penuh. Untung tadi fani cepat2 cari tempat duduk kalo gak mungkin bakal di embat fano deh. pikir fani. Orang disebelah fani udah berdiri karena mau turun. Kursi kosong disebelah fani langsung ditempati fano. Fani kaget dan bingung mesti gimana. dia kan lagi jengkel ama fano. Sekarang malah bersebelahan. Huf sial! Fani, langsung bermuka bete.
       “kenapa kalo dekat aku, kamu selalu bete?” tanya fano terus terang. Lama2 dia penasaran juga. Fani menoleh cemberut.
       “benar kamu mau tau? kamu tu nyebelin tau gak. sok polos jadi orang. Suka merebut kesempata ku jawab pertanyaan dosen” jawab fani terus terang. Dia heran kenapa bisa begitu terbuka sore ini.
       “tapi aku kan gak tau kalo kamu mau jawab”
       “itu urusanmu. Yang jelas aku bete ama kamu hh” fani memalingkan wajah ke jendela. Kembali menatap jalanan. Fano Cuma diem tanpa kata. (backsound d’masiv – diam tanpa kata).
@@@
       Malemnya fani merenung. Kenapa sih harus kayak gini jadinya? Pikirnya.
       “huh. Gak enak punya saingan. Jadi susah tampil unggul dikelas. Semua ini gara2 fano. Dia emang cowok perebut kesempatan” karena lama2 angin di luar dingin akhirnya fani memutuskan masuk ke rumah.
@@@
       Fano lagi duduk di atap rumahnya. Dia suka menatap langit kalo malam2 gini gak ada kerjaan. Tiba2 dia inget fani.
       “dia kenapa ya? masak Cuma aku duluan jawab jadi sejengkel itu? huh.. belum lama kuliah disitu udah dapet musuh” tiba2 fano senyum. “tapi dia lucu juga sih, cuek dan apa adanya”
       Kucing fano menyusul ke atap. Melihat majikannya lagi merenung si kucing langsung mendekat dan mengendus-endus kaki fano dengan sayang. Fano membelai-belai bulu halus sikucing warna abu2 itu sambil senyum.
       “hai ciko, apa kamu juga punya musuh seekor kucing betina? Kalo iya bagaimana rasanya? Haha lama2 aku jadi gila ni gara2 mikirin dia” kata fano ama kucingnya yang hanya melihat ke arah fano.
       Jam sembilan, fano mengajak si kucing masuk rumah.
@@@
       Fani masih belum bisa tidur. bete masih menjelajahi otaknya. Fano fano fano terus yang dia inget.
       “gimana caranya kembali ke situasi sebelum fano dateng ya? masak aku harus menyingkirkan dia? ah itu kan jahat. Kalo kata rina aku harus lebih cepat? Apa bisa? Huh..” baru kali ini fani merasa minder dan itu gara2 fano. Karena udah lelah berpikir akhirnya fani memutuskan untuk tidur. (backsound lagu nina bobo)

bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar