Sayang Kucingku!
Oleh: A.R
Anna, anak manusia penyayang kucing.
Ia suka memelihara kucing dirumahnya. Sampai saat ini ia memiliki tiga kucing
yang unyu2 dan menggemaskan pastinya. Udah setahun ia memelihara kucing. Memang
sih dari SD ia udah suka kucing. Tapi baru memelihara kucing waktu kelas satu
SMP. Berarti sekarang ia udah kelas 2 SMP.
Kucing2nya
bukan dari beli, tapi dari kucing betina tetangga yang melahirkan dan membesarkan anak2nya dirumah
anna.
Tiga
kucing itu: satu jantan dan dua betina. Lahir pada waktu yang sama pastinya.
Yang jantan berwarna hitam polos (sering disebut si itheng), yang betina satu
berwarna coklat belang2 (si manis), yang satunya lagi berwarna hitam putih (si
panda). Bagi anna, ketiga kucingnya tampak menarik untuk di lihat. Tingkahnya
yang polos dan lucu selalu membuat anna tersenyum meskipun ia kadang lagi
sedih. Mungkin emang bener jika di tivi bilang kalo memelihara kucing dirumah
bisa mengurangi tingkat stress..
“pus
pus pus... ,, ayo makan. , .. yang akur ya.. ,,” seru anna selalu girang ketika
hendak memberi makan ketiga kucing lucunya. Kadang neneknya yang ngasih makan.
Setelah kucing2nya kenyang, biasanya anna selalu mengelus2 si kucing2 dan
mengajaknya bermain. Sungguh asyik jika dirumah ada banyak kucing2 baik,
penurut dan lucu punya.
Cerpen
kasih sayang
Namun tampaknya, kebahagiaan itu gak
berlangsung begitu lama. Pertengahan ramadhan, semuanya berubah... kucingnya yang bernama panda, tiba2 sakit.
Anna gak tau pasti kenapa. Tau2 si panda jadi pendiem banget, gak se-sehat
biasanya. Dan terlihat kesakitan kalo lagi buang air. Kata ayahnya anna mungkin
perutnya si panda panas habis makan kadal. Tapi anna masih gak mengerti. Yang
ada dipikirannya hanya: khawatir. Takut ada apa2 sama panda. Tiap hari anna
berharap agar panda segera sembuh. Namun harapan itu semakin hari semakin
luntur karena semakin hari juga keadaan si panda semakin lemah. Apalagi si
panda udah gak mau makan. Bagaimana ia bisa mempercayai harapannya.
“yah,
bawa ke dokter hewan aja.. di purwodadi ada gak sih???” tanya anna ama ayahnya.
“ayah
tidak tau an. Disini agak susah cari dokter hewan. “
“trus
si panda gimana? Masak aku diem aja?” jawab anna.
Anna
harus menelan kecewa karena ayahnya gak menjawab. Ia bingung. Siapa yang bisa
ia tanyai?.
Pada malam itu, ketika anna mau
berangkat tarawih. Ia berniat melihat keadaan si panda lagi. namun si panda
diem.. dikiranya anna mungkin panda tidur. Pas anna mengelus kepala si panda,
anna merasa ada yang aneh. Ya, panda udah gak ada napasnya. Bener2 diem.. mata mungil kucing itu tertutup.
Tanpa
aba2.. air mata anna luruh. Semakin deras dan deras. , namun karena ia udah
ditunggu temennya untuk tarawih bareng. Akhirnya ia segera menghapus air mata
itu. si panda segera di urus ayahnya. Dan anna disuruh ayah untuk segera
berangkat ke masjid.
Ia
gak yakin apa kah ia bisa kuat ketika sholat tarawih nanti. Sedangkan air
matanya masih begitu mudah untuk menetes. Dan benar saja, sepanjang sholat
tarawih, ia perlahan2 menangis. Ia berharap semoga segera selesai. Hatinya udah
bener2 perih.
“kamu
kenapa dari tadi nangis???” tanya aryo temen sekaligus tetangga nya anna. Yang
tadi juga sholat tarawih bareng.
“kucingku
si panda meninggal .. udah berhari-hari sakit.. ,”
“masak
Cuma gitu nangis? , kan kucing. Bukan manusia? Kan kamu masih punya dua kucing
lain” jawab aryo nyebelin itu dengan santainya.
“ARYO,,
kamu gak usah sok tau deh. emang kamu pernah tau rasanya punya kucing? Pernah
tau rasanya tiap hari ngasih mereka makan? Tiap hari melihat tingkah lakunya,
mendengar meongannya? , kalo kamu gak bisa mengerti aku, GAK USAH SOK TAU”
jawab anna pedas. Ia lagi mencapai taraf paling sensitif sekarang.
“ya
tapi gak mesti nangis mulu dari awal tarawih sampe akhir tarawih kali.. lebay
tau gak.”
“AKU
MAU NANGIS KEK, ITU KEK,INI KEK, TERSERAH AKU. GAK ADA YANG NYURUH KAMU
KOMENTAR..!!!” anna segera berlalu pergi dengan berang.
Pantes
aja lah, cowok itu ngerti apa sih tentang kasih sayangnya anna ama kucing2 nya?
, anna sangat gak suka kalo ada orang yang SOK TAU tentang hidupnya.
Cerpen
kasih sayang
“yah,
si panda gimana? ,,” tanya anna to the point waktu sampe rumah setelah pulang
dari tarawih.
“udah
ayah kubur di kebun belakang rumah”
“aku
mau lihat” pinta anna.
“besok
saja, sekarang udah malam. Kamu belajar dan jangan tidur malam2”
“iya
yah...”
Gak mungkin anna konsen belajar. Ia
masih sedih dan ketika sendirian di kamar, ia kembali menangis... kali ini ia
bebas mau menangis selama yang ia mau. Ia sudah mengunci pintu kamarnya. Asal
gak ada suara gaduh, ayahnya pasti mengiranya udah tidur.
Hatinya bener2 kecewa. Ia kehilangan
satu kucingnya.. pergi untuk selamanya dan anna gak bisa melihat tingkah
lakunya lagi. gak bisa mendengar meongannya lagi. gak bisa ngasih makan si
panda lagi. jika kamu amat menyayangi kucingmu,pasti kamu tau betapa perih rasa
yang ada dihati anna. Baginya ini terlalu cepat. Panda masih tergolong muda.
Kehilangan memang menyakitkan bukan? Perpisahan itu pahit... meskipun mungkin
untuk oranglain ada yang bilang ini gak penting. Kesedihan sepele. Tapi tidak
bagi penyayang kucing seperti anna. Baginya kucing2nya adalah bagian dari
keluarganya. Setiap hari melihat.. .
Waktu
sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tapi air mata masih enggan untuk menghentikan
alirannya... pasti besok pagi matanya sembab..
Cerpen
kasih sayang
Keesokan harinya, seperti biasa...
anna berangkat sekolah jam setengah tujuh. ,.. dengan perlahan ia menggenjot
sepedanya. Matanya bener2 sembab. Air muka nya masih sedih.. terlihat gak
semangat seperti biasanya. Dan entah apa yang sedang terjadi pada alam. Hari
ini langit begitu sendu.. seakan sedetik lagi akan hujan.
Rupanya
gak ada yang begitu menyadari pada wajah layu anna. Karena gak konsen di
pelajaran. Di tengah2 pelajaran anna iseng menggambar suasana hujan. Disitu ia
juga menggambar satu kucing. Ditulis hari dan tanggal si panda meninggal.
“an,
kamu kog gambar hujan? , lagi sedih ya??” tanya hindun temen sebangku anna.
Anna
hanya menjawab dengan anggukan. Karena melihat gurat kesedihan yang tampak begitu
dalam dari wajah anna. Hindun mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih banyak
lagi.
.............
Sedih
masih...
Kecewa
masih...
Nangis2..
masih,, .
Tapi
tak lantas anna terus terpuruk. Ia masih bisa bahagia kog. Karena masih ada
ortu, adik, dan dua kucingnya. Entah kenapa, anna merasa bahwa si itheng dan si
manis terlihat sedih. Bisa jadi naluri mereka kuat satu sama lain sehingga bisa
merasa bahwa salah satu ada yang hilang. Bisa jadi juga itu hanya analisa
ngasalnya anna.
Namun...
jika kamu dalam posisi seperti anna. Dalam keadaan hati yang sama persis.
Mungkin kamu juga akan merasa begitu. Suatu rasa antar makhluk Alloh yang
saling terhubung dan kadang susah untuk dijelaskan dengan kata2. Karena mungkin
kita harus mengertinya dengan hati. Bukan lidah.
Anna
mencoba bangkit dari kejatuhan ini... karena hari esok yang cerah masih
menantinya.. move on...^^
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar