Oleh: Aminatur Rohmah
Senin pagi...
Seperti
biasa, pagi ini Ara ada jadwal kuliah pagi jam 7.50 . dia agak sebel karena
baginya kuliah jam segitu tuh terlalu pagi. dan dia sering banget keteteran
karena habis sholat subuh dia gak bisa menahan diri untuk tidak tidur lagi.
alhasil, selalu dengan terpaksa mbak Ijah berteriak-teriak merdu untuk
membangunkan non-nya yang rada over kalo tidur ini.
Dengan langkah sedikit berlari, Ara bergegas
menuju ruang kuliahnya. Karena dia tidak sabar menunggu antrian lift yang
selalu saja penuh pada jam-jam mepet mulai kuliah, nih anak nekat naik tangga
padahal dia kuliah di lantai 6. Sesampainya di depan kelas udah pastinya dia
ngos-ngosan. Di intipnya ruang kelas melalui kaca di pintu kelas, .keluhnya dalam
hati karena dosen udah dateng. Perlahan dia membuka pintu dan mengucap salam.
“pagi pak. Maaf terlambat.” Dalam hati Ara dag dig
dug karena nih dosen lumayan suka mengintrogasi yang sebenernya udah gak perlu
dilakukan untuk ukuran mahasiswa.
“kenapa terlambat?” pertanyaan yang familiar
banget terdengar di kuping Ara, mengingat dia sering banget terlambat.
“bangun kesiangan pak..”
“udah gedhe kok masih suka bangun kesiangan. , dan
kenapa mata kamu sembab begitu?habis nangis?” .. tanya dosen yang cukup galak
itu, namun tersirat sebuah perhatian.
Aduuuh..
kenapa harus di pertanyakan?.
Karena bingung mo jawab apa dan gak mungkin dia
jujur dengan apa yang sebenernya terjadi. Akhirnya dia menjawab sekenanya aja.
“em.. lagi rada patah hati pak.. , gara-gara aku
denger kabar bahwa ternyata artis idolaku yang aku fans banget udah punya pacar”
jawabnya dengan tampang tanpa dosa.
Jawaban ngasal itu langsung di sambut tawa
tertahan seisi kelas. Ara gak peduli. Karena gak mungkin juga dia menceritakan
hal yang sebenernya. Emang nih ajang curhat apa?
“ya sudah.. , saya lanjutkan ke materi”
Ketika
tengah sibuk mencatat tulisan dosen dari whiteboard,
Ara merasakan hape nya bergetar tanda ada sms. Tanpa berpikir dua kali
langsung di buka nya pesan singkat tersebut. Ternyata dari Ari.
From: Ari
Ntr u slesai kul jm brp?
To: Ari
Jm 10-an.
Knp?
Ari tidak menjawab sms Ara yang terakhir.
Maksudnya apa sih kog gak bales-bales? Sms
ku uda terkirim padahal.
Kembali Ara
melanjutkan mencatat.
Cerpen remaja siapa yang mau ngerti
Setelah kuliah selesai, Ara dan
temen-temennya menuju koperasi untuk membeli cemilan. Ketika sedang meneguk
minumannya. Ia dikejutkan dengan getar sms dari hapenya yang berada di saku
celana depan. Sempat hampir keselek juga. Segera ia membukanya.
From: Ari
Q udh di
dpn kmpusmu..
Whatttt??? Napa nih anak mendadak banget .. segera Ara berlari menuju gerbang kampus yang
sebelumnya pamit kepada temen-temennya. Sambil masih membawa botol Aqua dan dua
gorengan dalam plastik transparan. Ia segera menemui Ari.
“hai” sapa Ari
ketika Ara sudah menemukan posisinya.
“kog mendadak
banget sih? Gak bilang dulu kalo mo ke kampusku? Untung aku masih di kampus..”
cerocos Ara sambil masih setengah ngos-ngosan.
“sori.. , biar surprise aja. Habis ini kamu masih ada
kul?”
“ini lagi jeda,
ntar jam satu ada kul lagi. kenapa?” jawab Ara jujur.
“jalan-jalan
yuk. Aku juga lagi jeda kul. Di kampus bosen. ,”
Tanpa berpikir
dua kali apalagi empat kali, Ara langsung setuju untuk pergi jalan-jalan bareng
Ari. Itung-itung buat refreshing gitu
deh, setelah semalaman ia nangis-nangis gak begitu jelas, sekarang ia berniat
untuk menghibur diri. Apalagi ada yang ngajak, bodo banget kalo sampe nolak. Ha..ha..ha..
Ia pamit ama temenya lewat sms. Dan gak
bisa ngajak mereka karena kali ini Ari bawa motor bukan mobil.
“mata kamu
kenapa?” tanya Ari to the point. Setelah
mereka sampai ke tempat tujuan.
“gak pa pa...”
jawab Ara spontan.
“jangan bohong.
Aku tau kog kamu pasti habis nangis semalem . iya kan?”
“kamu terus
terang banget, . tapi dugaanmu emang bener.”
“nangisin apa?
, yang pasti bukan karena aku kan?hehe” jawab Ari mencoba bercanda.
“harus crita
ya?” balas Ara gak yakin.
“yach.. aku gak
maksa sih. Tapi bukannya kemarin-kemarin kamu bilang kalo kesepian.. jadi aku
pikir kamu bisa crita ke aku. sante aja, gak bakal bocor kog,hehe..” jawab Ari
serius tapi santai.
Entah kenapa
Ara merasa dapat mempercayai cowok ini. mungkin karena tatapan mata teduhnya
yang selalu menenangkan. Dengan awal menarik napas panjang, Ara memulai cerita.
“semalam
orangtuaku bertengkar. Aku gak bisa gak nangis denger mereka bentak-bentakkan,
gak tau apa yang mereka perdebatkan. Yang jelas rasanya aku pengen hilang dari
semua ini. aku udah muak..”
“trus sekarang
ortumu gimana keadaanya? Maksudku masih bertengkar ato akhirnya udah baikan??”
“emang mata ku
yang sampe kayak gini gak bisa menjawabnya ya? ,, ya jelas mereka belum
baikkan. Ato bahkan gak akan pernah..” jawab Ara dengan nada lebih tinggi satu
oktav. Lalu titik air mulai jatuh. Mengalir dengan lancar tanpa mampu
dicegahnya. Hatinya sehancur hubungan orangtuanya. Tidak tahu apakah bisa
diperbaiki atau tidak.
Ari segera
menyeka air mata dengan jarinya.
“maaf atas pertanyaan
bodohku tadi. mungkin aku gak begitu paham. Tapi aku harap kamu gak menyerah
dengan semua permasalahanmu. Aku sangat pengen kamu mau MOVE ON, gak mudah
pasti. Tapi ayolah,, ada aku disini.. dan kamu gak harus selalu menghadapinya
sendiri.. oke? ..”
Ara masih
bergeming. Mencoba mencerna kata-kata Ari barusan yang mungkin cukup sulit di
pahami untuk orang yang lagi frustasi. Melihat Ara tidak bereaksi dan
pandangannya yang kosong. Cowok itu menepuk lembut pundak Ara dan berkata “senyum
donk” dengan iringan senyum manis dari bibirnya.
Ara yang
seketika menatap Ari, merasa baru berada di tempat yang jauh.. Ara terlihat
bingung.
“kog bengong???
Senyum nya mana??”
Ara masih
mencoba mencerna kata-kata itu. , dan tiga detik kemudian seulas senyum mulai
terbit. Ari lega melihatnya.
Lalu bayangkan
aja terdengar lagunya Ada Band – Masih. Emang sih tuh lagu udah lama banget. Tapi
kalo dijadikan OST Kisah dua orang ini. oke juga kog..
Rasa cinta yang dulu tlah hilang
Kini berseri kembali
Tlah kau coba lupakan dirinya
Hapus cerita lalu
Dan lihatlah
Dirimu bagai bunga di musim semi
Yang tersenyum
Menatap indahnya dunia
Yang seiring menyambut
Jawaban segala gundahmu
Reff: walau badai menghadang
ingatlah ku kan selalu setia menjagamu
berdua kita lewati jalan yang berliku tajam
Setiap waktu wajahmu yang lugu
Selalu bayangi langkahku
Telah lama kunanti dirimu
Tempat ku kan berlabuh
Cahya hatiku
Yakinlah kekal abadi selamanya
Seperti bintang
Yang sinarnya terangi
Seluruh ruang di jiwa
Membawa kedamaian
Reff2:
walau badai menghadang
ingatlah ku kan selalu setia menjagamu
berdua kita lewati jalan yang berliku tajam
resah yang kau rasakan
kan jadi bagian hidupku bersamamu
letakkanlah segala lara di pundakku ini
Repeat reff2
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar